Diyah Puspitarini, S.Pd., M.Pd.
Alumni Magister Manajemen Pendidikan UAD, Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiah 2016-2020.
Kuliah di Magister Manajemen Pendidikan (S2 MP) Program Pascasarjana UAD membuat Diyah Puspitarini merasa sangat berkesan. “Setelah lulus, tiap kali masuk ke kampus UAD, rasanya ingin menangis. Saya selalu kangen pada UAD,” ungkapnya. “UAD telah membuat lompatan dalam hidup saya yang sangat luar biasa,” tambahnya.
Lompatan pertama, “Kunjungan ke Luar Negeri pada Mei 2013 melalui program academic excursion yang diselenggarakan oleh Program Pascasarjana UAD. Itu adalah kunjungan pertama saya ke Luar Negeri, “ujarnya. Dan, pengalaman pertama itu sangat berkesan, mampu membuka wawasan baru, membuatnya lebih berani dan percaya diri. Diyah juga menyampaikan bahwa dia belajar banyak dari Pak Dwi (Dr. Dwi Sulisworo, M.T.). Diyah menceriterakan bahwa Pak Dwi adalah inspiring leader, sebagai pimpinan rombongan memberikan begitu banyak pelajaran berharga, bagaimana memanaj 36 peserta kunjungan dengan baik, menjaga suasana selalu cair meski ada masalah tertentu tetapi mampu diselesaikan dan dikomunikasikan dengan baik. Kemampuan Beliau berkomunikasi dan memandu acara, mendampingi para mahasiswa dan peserta lainnya dalam setiap kunjungan, sharing ilmu dalam berbagai kesempatan, adalah ilmu yang sangat berharga. Berbekal pengalaman dan bekal keilmuan tersebut, tahun berikutnya (2014) Diyah berani menyelenggarakan student exchange bersama kepala sekolah serta 10 siswa-siswinya berkunjung ke Malaysia. Dan saat ini, kerjasama sudah dilakukan dengan beberapa sekolah di Malaysia, dan telah menerima kunjungan balasan. “Belum lama ini kami juga menerima kunjungan untuk program pembelajaran dari dosen dan mahasiswa University Saint Anthony (USANT, Filipina). Ini juga berkat bantuan dan kerjasama dengan UAD,” ungkapnya.
Lompatan kedua, “Pada saat kuliah diajar oleh dosen-dosen yang luar biasa. Saya masih ingat saat Bu Aliyah (Prof. Dr. Aliyah Rasyid Baswedan) menyampaikan bahwa menghadapi hal yang baru itu, seperti naik mobil di jembatan layang Lempuyangan (tanjakan kemudian menurun). Kita belum tahu tentang apa yang ada di depan. Yang perlu kita lakukan adalah terus maju, tetap tenang, optimis bisa, dan selalu berhati-hati,” kata Diyah. Kita jangan takut, bahkan anti dengan hal baru, justru harus dicoba, pelajari dengan baik, semangat untuk perubahan, dan selalu optimis bahwa kita bisa dan akan menjadi lebih baik. “Itu sangat inspiratif, dan benar-benar mampu mendorong semangat saya untuk berani mencoba. Tesis saya tentang pengembangan, dan itu baru pertama kalinya di S2 MP UAD. Awalnya saya sempat ragu, tetapi ingat dengan pesan Bu Aliyah tersebut, maka saya berani mencoba, dan akhirnya bisa,” dia sampaikan dengan penuh semangat.
Lompatan ketiga, “Begitu selesai yudisium dan saya dinyatakan lulus, tidak menunggu usai wisuda, saya diamanahi menjadi Kepala Sekolah di SMP Muhammadiyah 2 Depok, Sleman untuk periode 2014-2018,” lanjut perempuan berkacamata minus tersebut kepada Kabar UAD. Saya berani menerima amanah tersebut dengan berbekal ilmu dan pengalaman selama kuliah di UAD. “Menjadi kepala sekolah SMP termuda se-Kabupaten Sleman, merupakan kebanggaan sekaligus tantangan tersendiri,” ucapnya. Dia menggagas membangun sekolah berbasis lingkungan (sekolah adiwiyata). Dan gagasan itu hanya didiskusikannya dengan staf pengajar di UAD. Program tersebut sangat berhasil mengubah SMP Muhammadiyah 2 Depok yang sebelumnya belum apa-apa menjadi sekolah yang diminati oleh para siswa serta orang tua, begitu juga kepercayaan lingkungan sekitar juga semakin meningkat. Kunjungan dari berbagai pihak juga semakin banyak termasuk dari Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kerjasama untuk mewujudkan gagasan tersebut kami lakukan dengan program studi Pendidikan Biologi UAD sampai sekarang. “Alhamdulillah, sekolah kami sekarang berubah total, menjadi sekolah yang sangat diminati, menjadi salah satu kebanggaan Muhammadiyah. Guru-guru juga makin bersemangat, pola pikirnya berubah dengan mau menelaah, mau berubah untuk menuju kemajuan. Dan saat ini, sedang menuju Sekolah Adiwiyata Nasional,” kata Diyah yang menjelaskan tentang gagasan dan realisasinya secara panjang lebar.
Lompatan keempat, Pada 28 Agustus 2016, Diyah Puspitarini menerima amanah untuk menjadi Ketua Umum Nasyiatul Aisyiah (NA) periode 2016-2020. “Tidak terbayangkan sebelumnya bahwa akan terpilih menjadi Ketua Umum NA. Menjadi kandidat saja sudah mengejutkan, apalagi sampai terpilih. Banyak kader-kader lainnya yang lebih baik, namun karena itu adalah amanah, maka saya siap untuk mengembannya,” ujarnya dengan penuh penghayatan. Dengan melihat pengalaman-pengalaman kepemimpinan NA sebelumnya bahwa background keilmuan pimpinan biasanya akan banyak mewarnai gerak langkah NA berikutnya, maka kedepan NA akan lebih banyak fokus pada bidang pendidikan. Hal tersebut didukung oleh SDM yang ada di NA yang sebagian besar sebanyak 70% didominasi oleh pendidik (10% dosen), sisanya pengusaha, dan lainnya.
UAD adalah University Life
“Saya sangat terkesan dengan UAD, meski hanya studi Magister selama dua tahun, akan tetapi sangat banyak ilmu yang didapatkan. UAD telah menjadi university life (universitas kehidupan),” kata Diyah. Hubungannya sebagai alumnus S2 MP dengan para dosen serta pengelola masih terus terjalin dengan baik. Jika ada hal-hal yang terkait dengan ide atau bahkan masalah tertentu, Diyah masih berkonsultasi dengan para dosen. “Alhamdulillah selalu diberikan saran dan masukan, beberapa laternatif yang solutif,” sambungnya. Sehingga proses belajar meski sudah lulus terus berlangsung. Berbagai masukan, saran, serta bimbingan dari dosen UAD berimbas pada pola pikir para guru di SMP Muhammadiyah 2 Depok yang dipimpinnya. “Kami lebih berani untuk menyampaikan ide-ide besar untuk kemajuan sekolah. Pola pikir kami berkembang sangat pesat, dan itu berimbas pada berbagai prestasi siswa yang terus meningkat,”kata Diyah.
“Kami berharap UAD secara terus-menerus memberikan pendampingan dan bimbingan kepada kami, melanjutkan berbagai kerjasama untuk kemajuan sekolah sehingga dapat menjadi sekolah unggulan yang menjadi kebanggaan Persyarikatan Muhammadiyah,” demikian harapan Diyah Puspitarini mengakhiri wawancara dengan Kabar UAD. (dans)
Source: Pascasarjana